Setelah sekitar sepuluh hari blog ini nggak nge-post sesuatu karena kesibukan sekolah, akhirnya blog ini menampilkan (atau bahasa kasarnya 'memasang') artikel tentang valentine day (saya sengaja tidak menggunakan caps-lock untuk huruf 'v' dan 'd' karena saya sangat membenci valentine day!!) yang mengandung unsur sejarah yang misterius dan juga dapat menyesatkan kita dari jalan yang benar menuju jalan yang salah. Ok, tidak usah basa-basi lagi, ayo mulai membaca!
Euphoria hampir dipastikan bakal kembali mengguncang dunia, jutaan manusia tak terkecuali di negeri ini bersiap memperingati medio februari yang sarat kontroversi, sayangnya banyak yang sebatas ikut-ikutan tanpa pernah tahu dan peduli tentang “sisi negatif” valentine day yang telah di salah tafsirkan sebagai perayaan hari kasih sayang.
Di Barat Valentine Day menjadi hari raya ketiga setelah Natal dan Tahun Baru, kehadirannya yang memiliki muatan dan makna religius bagi kaum kristiani seharusnya disadari oleh sebagian kalangan generasi muda Islam bahwa kebiasaan untuk memperingati dan merayakan valentine day harus dikaji ulang, di koreksi dan dipahami sebagai tindakan salah adaptasi dan salah adopsi.
Penelusuran lebih lanjut mengapa valentine day bisa menyebar hingga ke seluruh belahan dunia akan membawa kita pada skenario bisnis gerakan kapitalis yang sengaja gencar melakukan promosi atas nama hari kasih sayang demi meraup keuntungan bisnis yang luar biasa besar dengan membidik secara khusus segmen kaum muda di seluruh dunia.
Tentu saja valentine day menjadi moment yang paling menguntungkan bagi pengusaha kartu ucapan, pengusaha bunga, pengusaha hotel, pengusaha aksesoris dan sejenisnya, Jadi jangan buru - buru terperangah apalagi tergoda dengan moment valentine day yang senantiasa tampil meriah.
Pornoaksi terselubung
Bagi kalangan muda, Hari Valentine cenderung ditafsirkan secara sempit sebagai moment penting untuk menjalin hubungan muda - mudi yang serius bukan lagi ungkapan kasih sayang yang tulus dan universal tanpa melibatkan kontak fisik, Kebanyakan generasi muda utamanya di negara - negara barat merayakan valentine dengan sebuah janji kencan yang sering di akhiri dengan kontak fisik dan perzinahan, Naudzubillah.
Dalam budaya masyarakat barat yang toleran dan terbuka terhadap perilaku seks bebas, perayaan valentine diwarnai dengan kencan pasangan - pasangan muda sepanjang malam itu, bahkan beberapa tempat dan hotel sengaja menggelar aneka acara yang berakhir dengan pesta - pesta kemaksiatan.
Sementara bagi generasi muda bangsa kita yang berbudaya ketimuran dan lebih khusus lagi bagi generasi muda Islam sudah sepatutnya bersiap membentengi diri dari virus pornoaksi yang terselubung dan tersamarkan dalam balutan perayaan valentine day.
Ketidakjelasan sejarah valentine day
Sebenarnya masih terdapat perbedaan versi dan beragam catatan mengenai akar sejarah valentine, jika dicermati ternyata tradisi ini mengadopsi pada kebiasaan masyarakat romawi kuno yang menganggap pertengahan bulan pebruari sebagai periode cinta dan kesuburan. Setiap tanggal 13-14 Februari para pendeta mengadakan ritual persembahan kepada dewa lupercus (sang dewa kesuburan) yang diakhiri dengan sebuah pesta atau perayaan Lupercalia pada tanggal 15 Februari sebagai puncaknya. Dalam berbagai literatur disebutkan pada hari itulah para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Pada tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang secara kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Catatan mengenai pendeta yang bernama santo valentine itupun masih bias karena hingga saat ini berkembang banyak versi khususnya latar belakang sejarah vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh penguasa romawi saat itu.
Versi yang paling terkenal adalah titah Kaisar Claudius II berupa larangan bagi para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah karena menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Tindakan kaisar mendapat tentangan dari Santo Valentine yang secara diam - diam menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine yang dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. Versi ini ternyata banyak ditentang oleh sebagian kalangan gereja yang tetap beranggapan bahwa Santo valentine di eksekusi karena berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak tradisi penyembahan atas tuhan - tuhan dan dewa - dewa orang Romawi.
Kesimpulannya, Valentine day memang dirayakan oleh gereja - gereja untuk menghapuskan tradisi paganisme kaum romawi kuno dan untuk mengganti persembahan kepada dewa lupercus dengan ritual valentine, namun yang mengejutkan sejak tahun 1969 terdapat gerakan untuk menghapus perayaan valentine dari kalender gereja khususnya untuk menghapus mitos dan legenda tentang santo dan santa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika dari kalangan gereja sendiri muncul kesadaran untuk tidak merayakan valentine day mengapa generasi muda kita justru tidak mau belajar dari fakta ini ?
Kampanye anti valentine day
Atas dasar fakta diatas dan diatas landasan niat untuk membentengi akhlak generasi muda kita maka sudah sewajarnya setiap ummat Islam mengambil peran penting untuk turut mengkampanyekan gerakan anti valentine day dan secara khusus menyerukan kepada pemuda pemudi Islam untuk tidak terlibat dalam acara kasih sayang dan percintaan ala valentine’s day. Di sejumlah negara Islam belakangan ini muncul gerakan terbuka untuk menolak peringatan valentine day, di Mesir beberapa kalangan ummat Islam menyerukan untuk merubah Valentine’s Day dengan Muhammad Day. Seruan ini disampaikan di sejumlah situs internet baik website maupun blog. Mereka menyerukan pembenahan pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Seruan ‘Muhammad Day’ ini juga disebarkan secara meluas melalui pesan elektronik (e-mail) dan pesan singkat ponsel (sms). Gagasan Muhammad Day semata - mata bertujuan sebagai gerakan insidental kampanye anti valentine day yang otomatis tidak diagendakan untuk dilakukan setiap tahun.
Kampanye via sms
Siapapun bisa menjadi bagian dari gerakan anti valentine day dengan menyebarkan pernyataan singkat dibawah ini melalui pesan singkat (sms) :
“Stop Pornoaksi yang merebak dalam balutan valentine day, mari kita benahi pemahaman tentang cinta dan kasih sayang yang benar sesuai dengan ajaran Islam dan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW”.
Akhirnya, berdasar fakta negatif dan nuansa pornoaksi yang terselubung dan merebak melalui peringatan hari valentine maka marilah kita secara bersama -sama satukan tekad “HAPUSKAN VALENTINE’S DAY SEKARANG JUGA !!!”
Ditulis oleh Badrut Tamam Gaffas/ dunia.pelajar-islam.or.id

Blog ini adalah tempat mengkritik apapun yang ingin anda sampaikan tentang tempat tinggal anda, pendidikan, fasilitas Pemerintah, dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat tahu apa keluhan yang dirasakan Masyarakat sekarang. Dengan adanya blog ini diharapkan ada Kemajuan dalam bidang yang kita prihatinkan.
Selasa, Agustus 02, 2011
Tentang " Hari Valentine "
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar